Gadis itu Bernama Nadia
![Gambar](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinLxccWQEfvuzPkjv9lE_KhORgzBzGEvAIqLYmQ-siG47ZMJFrwFOt3GCtRavb8sRkAScAkwfmNm8o4Wb_3guPYBOR-epcSzUPrnYOhRjiZnX8BukUA96MdGkEOS_0XuBduhJRAP8RuGk/s400/IMG_7838.jpg)
Masih hangat di benakku, Sabtu itu aku duduk sebangku dengan salah satu sahabatku. Ia tipikal yang hampir sama denganku. Bedanya? Perbedaannya adalah Ia lebih suka menyimpan semua kisahnya sendiri dan aku tidak bisa. Justru aku paling tidak bisa bila tidak menceritakan kisahku, karena entah mengapa setelah aku usai bercerita hati yang sebelumnya penuh terasa lebih lega. Hari itu kami lagi-lagi duduk di meja terdepan (duh padahal kami siswa yang ngantukan dan hobi duduk di pojok belakang), namun beruntungnya bukan meja yang berada didepan meja guru. Siang itu kami bercerita ngalor-ngidul, tentang sekolah, tentang pelajaran, tentang ujian, tentang 'doi', tentang semuanya. Namun yang masih membekas dibenakku adalah Ia hanya akan mengandalkan SNMPTN untuk harapan masuk ke bangku universitas. "Lalu bagaimana dengan SBMPTN mu?" aku tentu balik bertanya dengan nada heran dan sedikit kecewa. "Aku tidak akan mengambil kesempatan itu, aku akan fokus dengan Pondok...