Karena Ia Cantik

Minggu-minggu ini sudah masuk musim penghujan, cuaca pun jadi tak menentu. Esok cerah, matahari bersinar terang, langit biru penuh gumpalan awan yang berbentuk seperti bulu domba dapat berubah seketika menjadi langit yang kelabu dan siap menumpahkan segala muatannya ke daratan maha luas.

Namun hujan yang sering sekali turun akhir-akhir ini tidak membuat hati seorang kawanku ikut mendung. Justru hatinya sedang berbunga-bunga bak musim yang bersemi. Pasalnya baru-baru ini saat kami mengobrol Ia bertanya tentang salah seorang teman perempuanku. Percakapan yang lucu.
"Apakah kau mengenalnya?"
"Tentu saja, Ia satu kelas denganku. Memangnya ada apa?"  Tanyaku penasaran. Yang ditanya hanya diam. Setelah otakku berpikir sejenak, aku pun paham apa maksud pertanyaan tersebut. Dengan tatapan jahil dan senyum menyeringai aku pun balik bertanya.
"Waahh, kamu naksir ya?" Lucunya kawan lelakiku itu justru menjawab seakan-akan ini rahasia negara.
"Jangan beritahu siapapun, tolong. Hanya kau dan beberapa orang saja yang tahu". Aku yang mendengar bahwa pikiranku ternyata adalah sebuah kebenaran langsung berteriak antusias. Sungguh lucu kawanku yang satu ini. Selalu begitu saat Ia sedang jatuh hati dengan perempuan. Obrolan hangat kami pun berlanjut. Ia dengan antusias bertanya apapun tentang teman perempuanku yang ditaksirnya. Sampai aku pun bertanya padanya, "tapi apa yang membuatmu suka padanya?" Tanpa berpikir lama Ia pun menjawab, "ya karena dia cantik."


Ah, kata-kata itu. Kata-kata yang mampu membuat dua cabang perasaan pada hati seorang perempuan. Kata-kata yang mampu membuat pipi seorang gadis yang dipuji bersemu merah. Membuat hatinya seketika luluh tak terbantah. Lain halnya dengan mereka yang merasa fisiknya kurang sempurna dibandingkan dengan gadis-gadis lainnya. Merasa hatinya seperti tertusuk sembilu. Pedih namun tak berdarah. Ah, kata -kata itu terlalu banyak membawa pengaruh pada gadis manapun.

Namun, apakah penampilan fisik selalu menjadi tolak ukur kaum adam dalam menilai semua perempuan yang mereka kagumi? Karena Ia cantik. Karena Ia manis. Karena Ia bermata besar dan berlesung pipit. Karena tubuhnya begitu menawan. Karena rambutnya sungguhlah indah. Dan masih banyak karena-karena yang lainnya. Pernyataan yang sungguh subjektif yang mampu menumbuhkan bibit-bibit kecemburuan dan konflik batin lainnya.

Ada satu kutipan yang seharusnya dijadikan bahan refleksi bagi semua laki-laki yang mempunyai pernyataan seperti itu. Buku best seller karangan Asma Nadia yang berjudul Love Sparks in Korea. Isinya begini:
"Cantik, tubuh yang memesona, pendek kata keelokan fisik. Hal-hal yang membuat lelaki jatuh cinta. Tidak salah karena dari kecantikan lahir, kecantikan batin punya kesempatan diapresiasi. Lalu, bagaimana dengan yang tidak menarik atau punya kekurangan secara fisik, tapi dihiasi keindahan batin?"

Lantas bagaimana dengan keindahan batin yang tersembunyi dibalik buruknya paras seorang gadis di pelosok negeri? Yang bahkan tidak ada seorang laki-laki pun yang berniat untuk melirik. Padadal dalam agama diajarkan, ibarat bunga mawar berduri yang hidup di tepi jurang terjal. Indah namun sulit untuk digapai. Sungguhlah surga indah menanti kalian wahai perempuan berhati emas yang tertutup buruknya paras. Jangan bersedih, taman surga sedang menanti :))

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis-Jenis Tour dalam Manajemen Biro Perjalanan Wisata