Menunggu atau Ditunggu?

Gunung Sindoro, Jawa Tengah
Apabila banyak orang yang dilema antara mencintai atau dicintai, berbeda haluan denganku kisahku yang memilih menunggu ataukah ditunggu. Aku yakin sebagian besar dari kalian pasti paham dengan istilah "tarik-ulur perasaan" dengan lawan jenis yang sedang dikagumi. Ya, begitupun dengan kisahku.

Pernah suatu ketika aku mengagumi seseorang. Entah magnet apa yang Ia punya sehingga aku jatuh hati padanya. Mungkin lebih karena tidak mau diketahui siapapun, aku mencoba untuk menutupi perasaan itu. Rasa suka dan kagum yang kurajut sendiri dalam ruang kosong bernama hati. Dalam posisi ini entah mengapa aku menjadi pihak yang sedang menunggu.

Lambat laun, hubungan kami pun semakin dekat dan yah.. bisa dibilang mengalami kemajuan. Berawal dari hanya obrolan kecil dan guyonan belaka hingga akhirnya pelan berubah menjadi lontaran sinyal, yang lucunya saling berbalasan.

Serentetan ujian dan kesibukan lainnya membuat jarak diantara kami mulai merenggang. Sebenarnya bukan karena kelulusan semata, namun banyak faktor yang membuatku ingin berhenti mengaguminya sejak awal ku memendam rasa. Pun banyak pula faktor yang membuatku tetap mendekap perasaan yang membuat orang-orang sering berangan indah itu. Juga aku pernah membicarakan hal sensitif ini kepada seseorang tersebut, bahwa hidup itu dinamis. Kau boleh hidup disini hari ini, tapi tidak esok hari. Dan Ia pun menyanggupi. Lantas entah mengapa tiba-tiba perasaan itu menguap begitu saja bersamaan dengan telepon genggamku yang juga rusak. Ada sebersik rasa bebas tanpa beban yang kurasakan saat itu. Namun aku juga merasa menjadi jahat. Ah, urusan ini memang susah dimengerti.

Waktu terus berlalu, dan kamipun sudah jarang berkomunikasi lewat media atau bahkan bertemu. Tapi aku juga tidak ambil pusing akan hal itu. Hingga beberapa waktu yang lalu seseorang itu kembali hadir di sela kesibukanku. Sebenarnya bisa dikatakan Ia selalu menyapaku (meski hanya lewat sosial media) saat Ia merasa rindu. Dan Ia melakukannya lagi dengan senjata penuh kerinduannya. Aku menjadi merasa, entahlah, bersalah mungkin. Hal ini membuatku sedikit tak nyaman lagi. Dan aku tahu Ia masih menungguku.

Jadi, manakah yang membuatmu lebih menderita, menunggu ataukah ditunggu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis-Jenis Tour dalam Manajemen Biro Perjalanan Wisata